Materi IPAS Kondisi Geografis Indonesia

Materi IPAS kondisi geografis Indonesia akan membahas secara menyeluruh karakteristik wilayah Indonesia, mulai dari letak geografis, bentuk wilayah, dan potensi sumber daya alam yang melimpah. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki keanekaragaman iklim, jenis tanah, dan potensi bencana alam yang perlu dipahami.

Kajian ini akan mengungkap bagaimana kondisi geografis memengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari pola pemukiman, interaksi sosial, hingga kerentanan terhadap bencana alam. Selain itu, akan dibahas pula dampak perubahan iklim terhadap kondisi geografis Indonesia serta upaya mitigasi dan adaptasi yang dapat dilakukan.

Gambaran Umum Kondisi Geografis Indonesia

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki kondisi geografis yang unik dan beragam. Keragaman ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari keanekaragaman hayati hingga pola pemukiman. Letak geografisnya yang strategis di jalur perdagangan dunia juga memberikan dampak penting bagi perkembangan ekonomi.

Karakteristik Umum Kondisi Geografis Indonesia

Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, serta dua samudra, Hindia dan Pasifik. Bentuk wilayahnya yang berupa kepulauan dengan ribuan pulau menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya alam, seperti tambang, hutan, dan laut. Keanekaragaman iklim dan topografi juga turut memengaruhi karakteristiknya.

Potensi Sumber Daya Alam

Kondisi geografis Indonesia yang beragam memberikan potensi sumber daya alam yang melimpah. Wilayah pesisir kaya akan sumber daya laut, seperti ikan, rumput laut, dan minyak bumi. Wilayah pedalaman memiliki potensi hutan yang besar, menyimpan beragam jenis kayu dan tumbuhan obat. Wilayah pegunungan juga memiliki potensi pertambangan yang signifikan. Keanekaragaman hayati yang tinggi merupakan aset penting bagi Indonesia.

Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Kehidupan Masyarakat

Kondisi geografis Indonesia, yang meliputi letak, bentuk, dan potensi sumber daya alam, secara signifikan memengaruhi kehidupan masyarakat. Keanekaragaman hayati dan sumber daya alam mendukung mata pencaharian masyarakat, seperti nelayan, petani, dan penambang. Namun, tantangan seperti bencana alam, kerawanan lingkungan, dan perbedaan kondisi geografis antar pulau juga perlu dipertimbangkan.

Perbandingan Kondisi Geografis Indonesia dengan Negara Tetangga

Aspek Indonesia Malaysia Singapura Papua Nugini
Bentuk Wilayah Kepulauan Semenanjung dan kepulauan Kepulauan Kepulauan dan daratan
Luas Wilayah (sekitarnya) 1,9 juta km² 330 ribu km² 720 km² 463 ribu km²
Letak Geografis Antara Asia dan Australia, Hindia dan Pasifik Asia Tenggara, di antara Laut Cina Selatan dan Selat Malaka Di ujung selatan Semenanjung Malaya Asia Tenggara, di bagian barat Samudra Pasifik
Potensi Sumber Daya Alam Kaya akan tambang, hutan, dan laut Kaya akan sumber daya hutan dan tambang Terbatas, tetapi kaya akan sumber daya manusia Kaya akan sumber daya hutan dan tambang

Tabel di atas memberikan gambaran umum perbandingan kondisi geografis Indonesia dengan beberapa negara tetangga. Perbedaan dalam bentuk wilayah, luas wilayah, dan letak geografis berpengaruh terhadap karakteristik masing-masing negara. Penting untuk diingat bahwa data di atas merupakan perkiraan dan dapat bervariasi tergantung sumber yang digunakan.

Keragaman Iklim dan Jenis Tanah: Materi Ipas Kondisi Geografis Indonesia

Materi ipas kondisi geografis indonesia

Indonesia, dengan letak geografisnya yang strategis, memiliki keragaman iklim dan jenis tanah yang memengaruhi keanekaragaman hayati dan aktivitas ekonomi. Kondisi ini menciptakan potensi pertanian yang beragam, namun juga tantangan dalam pengelolaan lahan yang optimal.

Berbagai Macam Iklim di Indonesia

Indonesia terletak di daerah tropis, sehingga sebagian besar wilayahnya memiliki iklim tropis basah. Namun, terdapat variasi iklim berdasarkan letak geografis dan ketinggian. Variasi ini dipengaruhi oleh faktor seperti angin muson, curah hujan, dan topografi. Iklim tropis basah yang dipengaruhi angin muson, memberikan dampak besar pada pertanian, terutama dalam menentukan jenis tanaman yang cocok dibudidayakan.

  • Iklim tropis basah, umumnya terdapat di wilayah dataran rendah dan memiliki curah hujan tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini mendukung pertumbuhan tanaman padi, karet, dan kelapa.
  • Iklim kering, dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia, seperti di Nusa Tenggara. Kondisi ini berpengaruh pada pilihan tanaman yang dapat tumbuh subur, seperti tanaman kering atau tahan kekeringan.
  • Iklim sedang, di daerah pegunungan dengan ketinggian tertentu. Kondisi ini mendukung pertumbuhan tanaman tertentu, seperti kopi dan teh, yang cocok di dataran tinggi.

Jenis Tanah di Indonesia dan Pengaruhnya

Keragaman jenis tanah di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi oleh faktor geologi, iklim, dan topografi. Jenis tanah yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda pula, yang memengaruhi produktivitas lahan dan pilihan tanaman yang cocok dibudidayakan.

  • Tanah vulkanik, kaya akan mineral dan subur, banyak terdapat di sekitar gunung berapi. Jenis tanah ini sangat baik untuk pertanian, cocok untuk tanaman padi, palawija, dan sayuran.
  • Tanah organik, berasal dari bahan organik yang terurai, terdapat di rawa-rawa atau daerah basah. Tanah ini subur dan cocok untuk tanaman seperti tebu dan beberapa jenis sayuran.
  • Tanah gambut, memiliki kandungan organik tinggi, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk tanaman tertentu yang tahan terhadap kondisi asam, seperti kelapa sawit dan beberapa jenis padi.
  • Tanah pasir, umumnya kurang subur, sering ditemukan di daerah pantai. Tanaman yang cocok untuk tanah pasir adalah tanaman yang tahan terhadap kekeringan, seperti jagung dan beberapa jenis kacang-kacangan.

Contoh Tanaman yang Cocok dengan Jenis Tanah dan Iklim

Pemilihan tanaman yang tepat sangat penting untuk mencapai hasil pertanian yang optimal. Pertimbangan utama adalah jenis tanah dan iklim di suatu wilayah. Berikut beberapa contoh tanaman yang cocok ditanam di berbagai jenis tanah dan iklim:

  • Tanah vulkanik: Padi, palawija, sayuran.
  • Tanah organik: Tebu, sayuran.
  • Tanah gambut: Kelapa sawit, beberapa jenis padi.
  • Tanah pasir: Jagung, kacang-kacangan.
  • Iklim tropis basah: Padi, karet, kelapa.
  • Iklim kering: Tanaman kering/tahan kekeringan.
  • Iklim sedang: Kopi, teh.

Tabel Jenis Iklim dan Jenis Tanah di Beberapa Wilayah

Wilayah Jenis Iklim Jenis Tanah Contoh Tanaman
Jawa Barat Tropis Basah Vulkanik, Aluvial Padi, Jagung, Sayuran
Nusa Tenggara Kering Pasir, Latosol Jagung, Kacang Tanah, Tanaman Kering
Sumatera Utara Tropis Basah Andosol, Latosol Padi, Kelapa Sawit, Kopi

Kepulauan dan Bencana Alam

Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan turut memengaruhi kerentanan terhadap berbagai bencana alam. Keberagaman bentuk dan letak geografis pulau-pulau, serta interaksi dengan lempeng tektonik, menciptakan pola kerentanan yang unik di berbagai wilayah. Pemahaman mengenai karakteristik kepulauan dan tipe-tipe bencana yang sering terjadi sangat penting untuk strategi mitigasi dan kesiapsiagaan.

Karakteristik Kepulauan dan Kerentanan Bencana

Indonesia, sebagai negara kepulauan, memiliki karakteristik geologi yang kompleks, dengan banyaknya gunung berapi aktif dan jalur patahan. Kepulauan ini juga berada di jalur pertemuan lempeng tektonik, yang meningkatkan potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami. Kondisi geografis ini secara langsung memengaruhi kerentanan wilayah terhadap bencana alam. Pulau-pulau kecil dengan topografi tertentu, misalnya, lebih rentan terhadap dampak gelombang tsunami.

Sementara itu, wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di sekitar gunung berapi aktif menghadapi risiko yang lebih besar terhadap letusan gunung berapi.

Tipe-Tipe Bencana Alam di Indonesia

Indonesia rentan terhadap berbagai tipe bencana alam, termasuk gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Setiap tipe bencana memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda-beda. Gempa bumi dan tsunami, misalnya, seringkali dipicu oleh aktivitas tektonik di sekitar Indonesia. Letusan gunung berapi dapat menimbulkan dampak kerusakan yang luas di sekitar kawah dan aliran laharnya. Banjir dan tanah longsor umumnya dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi dan kondisi topografi yang berbukit.

  • Gempa Bumi: Gempa bumi merupakan bencana yang cukup sering terjadi di Indonesia. Kerusakan yang ditimbulkan tergantung pada kekuatan gempa dan lokasi pusat gempa.
  • Tsunami: Tsunami seringkali mengikuti gempa bumi yang terjadi di laut. Dampak tsunami dapat meluas, khususnya di wilayah pesisir. Tingkat kerusakan tergantung pada ketinggian gelombang dan kepadatan penduduk di wilayah tersebut.
  • Letusan Gunung Berapi: Letusan gunung berapi dapat menimbulkan dampak yang signifikan, mulai dari abu vulkanik yang mengganggu aktivitas hingga aliran lahar yang merusak permukiman.
  • Banjir: Banjir sering terjadi di wilayah-wilayah dataran rendah, terutama saat musim hujan. Dampak banjir bisa meliputi kerusakan infrastruktur, kerugian harta benda, dan penyakit yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi.
  • Tanah Longsor: Tanah longsor kerap terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan, khususnya saat curah hujan tinggi. Longsor dapat merusak infrastruktur, menghalangi akses jalan, dan mengancam keselamatan jiwa.
  • Kekeringan: Kekeringan dapat menjadi masalah serius di beberapa wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah kering. Kekeringan dapat berdampak pada pertanian, kesehatan, dan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Dampak Bencana Alam Terhadap Masyarakat

Bencana alam memiliki dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Kerusakan infrastruktur, kehilangan harta benda, dan korban jiwa merupakan dampak langsung yang dirasakan. Dampak sosial, seperti kehilangan tempat tinggal, kehilangan mata pencaharian, dan gangguan psikologis, juga turut dirasakan oleh masyarakat. Ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sangat tergantung pada kesiapsiagaan, mitigasi risiko, dan bantuan pasca bencana.

Pola Penyebaran Wilayah Rentan Bencana Alam

Wilayah Tipe Bencana Utama Karakteristik Geografis
Pesisir pantai di Jawa Gempa bumi dan tsunami Dataran rendah, kepadatan penduduk tinggi, dekat jalur patahan
Pulau-pulau di Maluku Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi Kepulauan vulkanik, aktivitas tektonik tinggi
Pegunungan di Sumatera Banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi Topografi berbukit, curah hujan tinggi, banyak gunung berapi aktif
Wilayah dataran rendah Kalimantan Banjir, tanah longsor Curah hujan tinggi, topografi relatif datar

Catatan: Bagan di atas memberikan gambaran umum. Tingkat kerentanan di setiap wilayah dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti kepadatan penduduk, kualitas infrastruktur, dan kesiapsiagaan masyarakat.

Potensi Sumber Daya Alam

Kondisi geografis Indonesia yang beragam, meliputi kepulauan, iklim tropis, dan jenis tanah yang berbeda, memberikan potensi sumber daya alam yang melimpah. Potensi ini dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Perikanan

Indonesia memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, sehingga memiliki potensi perikanan laut yang besar. Berbagai jenis ikan, kerang, dan biota laut lainnya dapat ditangkap dan diolah. Pemanfaatan sumber daya ini dapat memberikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir.

  • Potensi perikanan di perairan Indonesia sangat besar, terutama di wilayah perairan laut dalam.
  • Penting untuk memperhatikan keberlanjutan dalam penangkapan ikan, seperti menerapkan jaring yang tidak merusak terumbu karang dan melarang penangkapan ikan dengan cara yang merusak lingkungan.
  • Contohnya, di daerah perairan Kepulauan Raja Ampat, potensi perikanan laut sangat besar. Pemanfaatannya yang berkelanjutan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan menjaga kelestarian lingkungan.

Pertanian

Kondisi iklim tropis dan jenis tanah yang beragam di Indonesia mendukung pengembangan sektor pertanian. Berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan dapat ditanam. Pemanfaatan teknologi pertanian modern dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.

  • Daerah dataran rendah di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan memiliki potensi untuk pertanian padi dan tanaman pangan lainnya.
  • Daerah pegunungan dapat dimanfaatkan untuk perkebunan kopi, teh, dan tanaman hortikultura lainnya.
  • Contohnya, di dataran tinggi Sumatera, pengembangan perkebunan kopi dengan sistem budidaya berkelanjutan dapat meningkatkan perekonomian petani dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Pertambangan

Indonesia memiliki cadangan mineral yang melimpah, seperti bijih besi, tembaga, nikel, dan batubara. Pemanfaatan sumber daya ini dapat memberikan kontribusi besar pada pendapatan negara. Namun, perlu dipertimbangkan dampak lingkungan dari pertambangan dan upaya untuk meminimalkan dampak negatif tersebut.

  • Beberapa wilayah di Indonesia, seperti Kalimantan dan Papua, kaya akan mineral tambang.
  • Pemanfaatan sumber daya tambang perlu dilakukan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar.
  • Contohnya, pertambangan nikel di Sulawesi memerlukan perhatian khusus terhadap dampaknya terhadap ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Contoh Kasus: Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Potensi Ekonomi

Kondisi geografis yang berupa perbukitan di suatu daerah dapat memengaruhi potensi ekonomi daerah tersebut. Perbukitan mungkin tidak cocok untuk pertanian padi, tetapi dapat dimanfaatkan untuk perkebunan teh atau kopi. Pemanfaatan yang tepat dari kondisi geografis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

Daftar Potensi SDA di Beberapa Wilayah

Wilayah Potensi SDA
Sumatera Pertanian (padi, kelapa sawit), perkebunan (kopi, teh), pertambangan (batubara)
Jawa Pertanian (padi, jagung), perikanan laut, pertambangan (mineral)
Kalimantan Perkebunan (kelapa sawit), pertambangan (emas, nikel, batubara), perikanan laut
Sulawesi Pertanian (padi, jagung), pertambangan (mineral), perikanan laut
Papua Hutan (kayu), pertambangan (emas, tembaga, nikel), perikanan laut

Pemanfaatan SDA Berkelanjutan

Pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan di Indonesia harus memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Penting untuk mengembangkan teknologi dan metode yang ramah lingkungan, serta melibatkan masyarakat lokal dalam proses pemanfaatan tersebut. Hal ini akan memastikan keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Pengaruh Kondisi Geografis Terhadap Sosial Budaya

Kondisi geografis Indonesia yang beragam, dari pegunungan hingga kepulauan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial budaya masyarakat. Keragaman ini menciptakan pola pemukiman, interaksi sosial, dan karakteristik budaya yang unik di berbagai daerah. Perbedaan kondisi geografis juga memicu penyesuaian dan adaptasi budaya yang menarik untuk dipelajari.

Pengaruh Terhadap Pola Pemukiman dan Interaksi Sosial

Kondisi geografis, seperti ketersediaan lahan, aksesibilitas, dan sumber daya alam, secara langsung memengaruhi pola pemukiman masyarakat. Daerah pesisir cenderung padat penduduk karena ketersediaan sumber makanan laut dan jalur transportasi laut. Sebaliknya, daerah pegunungan seringkali memiliki pemukiman yang lebih tersebar karena keterbatasan lahan dan aksesibilitas.

  • Pola Pemukiman di Pesisir: Terkonsentrasi di sekitar pantai, memanfaatkan sumber daya laut, dan seringkali membentuk permukiman yang padat.
  • Pola Pemukiman di Pegunungan: Lebih tersebar, beradaptasi dengan kondisi geografis yang terjal, dan seringkali bergantung pada pertanian.
  • Interaksi Sosial: Kondisi geografis memengaruhi intensitas dan bentuk interaksi sosial. Masyarakat di daerah yang terisolasi mungkin memiliki interaksi yang lebih terbatas dibandingkan dengan masyarakat di daerah yang mudah diakses.

Contoh Kasus Pembentukan Karakteristik Sosial Budaya

Kondisi geografis dapat membentuk karakteristik sosial budaya suatu daerah. Sebagai contoh, masyarakat di daerah pedalaman Kalimantan seringkali memiliki keahlian khusus dalam berburu dan mengolah hasil hutan. Sementara itu, masyarakat di pesisir Jawa memiliki keahlian yang terkait dengan perdagangan dan pelayaran.

Berikut contoh kasus lain:

  • Masyarakat di Nusa Tenggara: Kondisi geografis yang kering dan terbatasnya air mendorong masyarakat di Nusa Tenggara untuk mengembangkan sistem pertanian yang beradaptasi dengan kondisi kering, seperti pertanian terasering.
  • Masyarakat di Papua: Kondisi geografis yang berbukit dan hutan yang lebat membentuk masyarakat dengan keahlian dalam berburu, memancing, dan bercocok tanam di lahan terbatas.

Sebaran Penduduk Berdasarkan Kondisi Geografis

Sebaran penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh faktor geografis seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan aksesibilitas. Daerah yang subur dan mudah diakses cenderung lebih padat penduduk, sementara daerah yang terisolasi atau memiliki kondisi geografis yang sulit cenderung memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah.

Ilustrasi sebaran penduduk dapat digambarkan dengan peta yang menunjukkan kepadatan penduduk di berbagai wilayah Indonesia, dengan pertimbangan faktor geografis tersebut. Wilayah pesisir, dataran rendah yang subur, dan jalur transportasi utama biasanya menunjukkan kepadatan penduduk yang tinggi. Sebaliknya, wilayah pegunungan, daerah terpencil, dan pulau terpencil biasanya menunjukkan kepadatan penduduk yang lebih rendah.

Dampak Perubahan Iklim

Perubahan iklim telah dan akan terus berdampak signifikan pada kondisi geografis Indonesia. Perubahan ini memengaruhi berbagai aspek, dari ekosistem hingga kehidupan masyarakat. Pemahaman mengenai dampak-dampak tersebut sangat penting untuk merancang strategi mitigasi dan adaptasi yang efektif.

Kenaikan Permukaan Laut, Materi ipas kondisi geografis indonesia

Kenaikan permukaan laut merupakan salah satu dampak paling nyata dari perubahan iklim. Pemanasan global menyebabkan pencairan es di kutub dan ekspansi termal air laut. Hal ini mengancam wilayah pesisir Indonesia yang padat penduduk dan memiliki infrastruktur vital. Wilayah-wilayah rendah berpotensi terendam air laut, mengancam pemukiman, pertanian, dan infrastruktur.

Perubahan Pola Curah Hujan

Perubahan pola curah hujan juga menjadi isu krusial. Beberapa daerah mungkin mengalami peningkatan intensitas hujan, memicu banjir dan tanah longsor. Sebaliknya, beberapa wilayah lain mungkin mengalami kekeringan yang berkepanjangan, berdampak pada pertanian dan ketersediaan air bersih. Perubahan pola ini akan sangat berpengaruh pada sektor pertanian dan kehidupan masyarakat yang bergantung pada sektor tersebut.

Dampak pada Ekosistem

Perubahan iklim juga berdampak pada ekosistem di Indonesia. Perubahan suhu dan curah hujan dapat mengancam keanekaragaman hayati. Spesies tertentu mungkin kesulitan beradaptasi, bahkan menghadapi kepunahan. Terumbu karang, hutan hujan tropis, dan rawa-rawa adalah contoh ekosistem yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Keberlangsungan ekosistem ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan keberlanjutan kehidupan di Indonesia.

Dampak pada Masyarakat

Dampak perubahan iklim juga dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia. Bencana alam yang semakin sering terjadi, seperti banjir dan kekeringan, berdampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Kehilangan lahan pertanian, kerusakan infrastruktur, dan migrasi penduduk menjadi beberapa contoh dampak negatif tersebut. Perencanaan dan upaya adaptasi menjadi sangat penting untuk mengurangi dampak negatif ini.

Upaya Mitigasi dan Adaptasi

  • Peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan.
  • Penerapan kebijakan yang mendukung penggunaan transportasi ramah lingkungan.
  • Pelestarian dan penghijauan hutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
  • Pengembangan infrastruktur yang tahan terhadap bencana alam.
  • Peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.

Upaya-upaya mitigasi dan adaptasi ini merupakan langkah penting untuk menghadapi tantangan perubahan iklim di Indonesia. Kerjasama antar pemangku kepentingan dan kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Potensi Risiko

Beberapa potensi risiko yang muncul akibat perubahan iklim terhadap kondisi geografis Indonesia antara lain peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi, degradasi lahan, penurunan kualitas air, dan ancaman terhadap keanekaragaman hayati. Mitigasi dan adaptasi yang efektif sangat dibutuhkan untuk mengurangi potensi risiko tersebut.

Penutupan Akhir

Materi ipas kondisi geografis indonesia

Dari pembahasan materi IPAS kondisi geografis Indonesia, dapat disimpulkan bahwa kondisi geografis Indonesia sangatlah kompleks dan berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang kondisi geografis ini penting untuk pembangunan berkelanjutan dan mitigasi risiko bencana alam. Keanekaragaman kondisi geografis juga memberikan peluang besar untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana.